Kebanyakan dari kami ingin kuliah dan tentu saja menikah, menurut kami usia 23 – 26 tahun merupakan usia paling ideal untuk menikah. Sosok suami impian kami tentunya seorang jejaka yang tergambarkan sangat sempurna dalam khayalan, jika ditarik ‘benang merah’ dari sosok impian kami yaitu dengan kriteria sebagai berikut : tampan, baik hati, sabar, setia, jujur, romantik dan bertanggung jawab.
Itu baru kriteria jejaka idaman, belum lagi khayalan kami tentang bagaimana kami ingin dilamar, seindah apa pesta pernikahan kami dan tentu saja tentang Happy ending Love Story. Saya yakin remaja-remaja masa kini pun punya khayalan tak jauh berbeza dengan khayalanku & teman-teman tentang ‘pernikahan sempurna’.
Dulu kami dimomok kan dengan dongeng-dongeng tentang puteri raja yang akhirnya bertemu putera tampan, dongeng yang paling melekat sampai zaman sekarang adalah Cinderella story, di zaman sekarang faktor yang mengdominasi fikiran kaum muda lebih berat lagi kerana terlalu banyak drama dan film-film korea yang menggambarkan bahwa ‘Bahagia itu’ jika Anda punya teman lelaki tampan, kaya, pintar & terkenal.
Jadi jangan heran bila remaja yang tak cantik & tak tampan biasa di vonis memiliki nasib ’tak bahagia’ karena mereka sudah jelas-jelas bukan putera raja dan bukan pula Cinderella. Tak dapat disangkal lagi bahwa pola pikir seperti ini dipengaruhi oleh media cetak dan elektronik, di mana kebahagiaan diukur oleh ada tidaknya cinta dari makhlukNya, Anda sudah bahagia bila kisah cinta Anda seindah kisah Cinderella.
Satu persatu teman-teman menemukan puteranya masing-masing, jatuh bangun dan tertatih-tatih untuk sampai di gerbang pernikahan dengan segudang rintangan yang menghadang. Bertahun-tahun saya menganalisa cara Allah memberikan Jodoh untuk hamba-hambaNya, ada yang sangat mudah hanya kenal sebulan untuk merasa yakin bahwa mereka berjodoh, ada yang berteman lama dan akhirnya memutuskan untuk menikah, dan yang paling banyak dengan teman dari yang sebentar sampai yang lama, ada yang berjodoh dan tidak sedikit yang gagal.
Di dalam Al Qur’an sebenarnya Allah telah menjelaskan tentang jodoh (saya saja yang telat belajar dan menelaah), salah satunya ada di dalam QS Al Hadid ayat 22: “telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya”, saya sampai pada satu kesimpulan bahwa
jodoh itu Pasti, dan akan Allah berikan pada Saat yang Tepat, Tempat yang Tepat serta Orang yang Tepat, karena Allah maha tahu apa yang dibutuhkan oleh HambaNya.
Sekadar gambar hiasan
Kisah dari teman-teman yang telah menikah pun tidak berakhir hanya sampai mereka menemukan belahan jiwa mereka, ada banyak suka duka yang mereka hadapi sebagai suami istri, mereka selalu mengatakan ‘kami bahagia dengan pernikahan ini’ tapi cerita yang keluar dari bibir mereka tak jauh dari ‘keluhan dan kekurangan’ pasangan mereka.
Siapapun yang menulis kisah Cinderella, yang pasti dia lupa/sengaja menjadikan akhir kisah ini hanya sampai Putera & Cinderella menikah, agar terlihat ending yang sempurna dan menjadi impian hampir semua wanita untuk Bahagia versi Cinderella. Padahal ending story Cinderella merupakan awal kehidupan baru yang penuh tantangan dan ketidaksempurnaan (makanya tidak diceritakan… (^_^)
Mungkin bila Cinderella bercerita tentang pernikahannya, diapun akan menyampaikan keluhan & kekurangan sang putera kerana manusia memang tercipta tak sempurna.
Di tengah keluhan orang-orang yang telah menikah, saya tetap berazzam bahwa saya tak ingin menapaki bumi sendirian, saya tetap ingin menyempurnakan separuh agama ini dengan menikah walaupun takkan seindah kisah Cinderella saya tetap ingin melangkah menuju waktu yang tepat, tempat yang tepat serta menemukan orang yang tepat, yang telah Allah Redhai untukku.
“Apakah mereka mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan ‘kami telah beriman’ dan mereka tidak diuji” (QS. Al-Ankabut : 2)
Untuk teman-teman yang telah menikah, berhentilah mengeluh kawan, kerana keluhan takkan membuat kalian lebih dekat dengan SurgaNya.
Untuk teman-teman yang sedang dalam perjalanan menuju waktu yang ditentukan Allah untuk melepas masa lajang, mari kita isi waktu kita untuk memperbaiki diri, agar pada saat bertemu dengan belahan jiwa hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan yang dia dapati pada diri kita.
Teruntuk belahan jiwaku yang masih dirahasiakan Allah, Doaku senantiasa mengiringi langkahmu Semoga Allah selalu menjaga kita dari keburukan dunia & akhirat Baik sebelum maupun sesudah Allah menyatukan kita dengan RedhaNya. Amien ya Rabb...
Nota hati: Opsss..ni bukan ayat kmi taw...hehehe..ni kmi copy paste saja dari artikel yang kawan kmi tag kat kmi..
No comments:
Post a Comment